Copyright © Tugass
Design by Dzignine
Minggu, 02 November 2014

perbedaan budaya barat dan timur



Elderly in day to day life

Di antara kedua kebudayaan tersebut, secara garis besar terdapat 17 hal pembeda dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam hal berikut.
1. Kemarahan
Apabila orang bule marah, kita akan dengan mudah tahu bahwa dia marah melalui bahasa tubuhnya. Namun, pada budaya Timur, kita akan susah mengetahui apakah seseorang sedang marah atau tidak. Kadang tersenyum dan tetap ramah tapi dalam hati dia dongkol setengah mati.
2. Relasi
Orang bule kebanyakan hanya menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu. Bila butuh akan berhubungan, kalau tidak butuh ya tidak. Sedangkan orang Timur berhubungan dengan banyak orang. Semua jadi relasi. Semakin banyak relasi, diharapkan bisnisnya akan menjadi lancar. 3. Definisi Kecantikan
Di kebudayaan Timur, semakin putih wanita, semakin cantik dia. Ini bisa dilihat dari iklan-iklan skin whitener yang merajalela. Wanita-wanita yang sangat terobsesi akan kecantikan juga sangat takut terkena sinar matahari. Ia memakai baju lengan panjang atau jaket jika pergi keluar atau memakai payung.
Bandingkan dengan di negara-negara Barat yang orangnya lebih suka dengan kulit yang agak berwarna. Bisa kita lihat di pantai-pantai di Bali, yang senang berjemur adalah turis-turis bule.
4. Hari Tua
Di negara ini, bisa kita lihat banyak kakek nenek yang sedang memomong cucunya. Orang tua anak-anak tersebut sibuk bekerja, dan yang mengasuh anak adalah kakek neneknya. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk menghabiskan hari-hari tua dengan memomong cucu.
Beda sekali dengan di negara Barat. Karena karakter "independence"orang bule, kebanyakan begitu pula pilihan mereka menghabiskan hari tuanya. Jarang sekali ada orang tua yang tinggal bersama dengan anaknya.
5. Di Restoran
Coba kita lihat restoran di sini, pasti ramai sekali, kan? Bahkan ada yang tertawa keras dan berisik sekali. Nah, kalau orang bule kebalikannya. Di restoran justru mereka berbisik-bisik saat bicara.
6. Saya
Orang bule selalu berpikir tentang "saya”, sementara kita selalu berpikir sebagai bagian kecil dari suatu kelompok.
7. Cara Mengatasi Masalah
Perbedaan ini yang kadang membuat orang bule yang tinggal di Asia jadi frustrasi karena cara orang Asia untuk mengatasi suatu masalah sering kali tidak fokus. Kadang malah masalah utamanya justru tidak terselesaikan. Yang penting tetap jalan walaupun masalah tidak selesai. Ini berbeda sekali dengan orang bule yang frontal dalam menyelesaikan masalah.
8. Antrean
Nah, yang ini sepertinya kita semua sudah tahu bagaimana budaya antre masyarakat kita. Berantakan sekali. Siapa cepat, dia duluan. Karena inilah, untuk lebih mengajarkan kesopanan dalam mengantre, sebelum olimpiade dilaksanakan di China, setiap bulan sekali diadakan Hari Antre Nasional.
10. Waktu Mandi
Orang bule suka mandi waktu hari panas, sementara orang kita suka mandi sebelum matahari terbit.
11. Jalan-jalan Hari Minggu
Karena individualismenya, orang bule lebih suka istirahat dengan menyendiri saja, tidak suka berada di keramaian. Kalau orang kita, waktu libur lebih suka pergi ke mal, mencari tempat-tempat yang ramai untuk berkumpul
12. Anak-anak
Lihatlah kita. Kita akan bekerja sekuat tenaga demi anak-anak kita, demi keturunan kita. Untuk anak-anak bule, mereka dibiasakan mandiri sedari kecil. Mereka harus terbiasa sendiri dan sebisa mungkin tanpa bantuan orang tua.
13. Di Pesta
Di pesta orang bule, biasanya mereka berbincang-bincang secara terpisah. Jika berkelompok, hanya dua sampai empat orang. Di Indonesia, orang lebih suka berkumpul beramai-ramai, bahkan MC acara akan mengatur seperti itu.
14. Transportasi
Di tahun 1970-an, orang bule ke pesta sudah pakai mobil, sekarang justru mereka memilih naik sepeda karena semangat go green. Di Indonesia, dulu orang pakai sepeda karena mobil langka, sekarang Jakarta macet karena terlalu banyak mobil.
15. Bos
Di perusahaan-perusahaan Barat, bos adalah part of the team, dia bagian dari tim. Tetapi untuk perusahaan-perusahaan Asia, bos bagaikan dewa, takutnya minta ampun jika berhadapan dengan bos, sampai-sampai jika bos salah tidak ada anak buah yang berani menentang atau protes.
16. Travelling
Orang bule melakukan travelling untuk melihat pemandangan yang indah, sementara kita lebih penting foto-fotonya.
17. Makanan
Orang bule suka makanan Asia yang sehat dan penuh sayur dan rempah, sementara orang kita suka makanan yang kebarat-baratan supaya dianggap gaya dan tidak ketinggalan zaman.

SUMBER    :      



Sabtu, 01 November 2014

KEBUDAYAAN & KEPRIBADIAN

Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Makna kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”

Definisi kepribadian menurut psikologi

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Ciri-ciri kepribadian

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
  • Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  • Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
  • Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  • Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
  • Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Pengertian kebudayaan

·        Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
·        Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
·        Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
·        Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
·        Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.                Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o        alat-alat teknologi
o        sistem ekonomi
o        keluarga
o        kekuasaan politik
2.                Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o        sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o        organisasi ekonomi
o        alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o        organisasi kekuatan (politik)
3.                C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
o        bahasa
o        sistem pengetahuan
o        sistem tekhnologi dan peralatan
o        sistem kesenian
o        sistem mata pencarian hidup
o        sistem religi
o        sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Sumber      :

Sabtu, 25 Oktober 2014

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.

Kegunaan 
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi. 

Cara Menghitung

Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.  Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:   
Description: Formula 
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

Contoh dan Sumber Data
Untuk mengaplikasikan rumus petumbuhan penduduk secara geometric (Geometric Rate of Growth) diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk 2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta. Dengan mengaplikasikan rumus di atas maka tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1995-2000 adalah:
Pt         = P2000                       = 205,8  juta ;
P0        = P1995                       = 194,7 juta ;
t           =  2000 - 1995          = 5 tahun
Bila data diatas kedalam rumus pertumbuhan geometrik, maka:
 205.800.000                                       = 194.700.000 * ( 1+ r) 5
log (205.800.000 / 194.700.000)
 ----------------------------------        =  log (1+ r)
                            5                                       
0,0048                                                 =  log (1 + r)
10 0,048                                                =  1 + r 
1,0111                                                 =   1  +  r 
r                                                          =  0,0111

Interpretasi
 Angka pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1995-2000 adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995 dengan tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen nya. Dengan angka pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang.   

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi
2000
2005
2010
2015
2020
2025
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
3,929.30
4,037.90
4,112.20
4,166.30
4,196.50
4,196.30
12. SUMATERA UTARA
11,642.60
12,452.80
13,217.60
13,923.60
14,549.60
15,059.30
13. SUMATERA BARAT
4,248.50
4,402.10
4,535.30
4,693.40
4,785.40
4,846.00
14. RIAU
4,948.00
6,108.40
7,469.40
8,997.70
10,692.80
12,571.30
15. JAMBI
2,407.20
2,657.30
2,911.70
3,164.80
3,409.00
3,636.80
16. SUMATERA SELATAN
6,210.80
6,755.90
7,306.30
7,840.10
8,369.60
8,875.80
17. BENGKULU
1,455.50
1,617.40
1,784.50
1,955.40
2,125.80
2,291.60
18. LAMPUNG
6,730.80
7,291.30
7,843.00
8,377.40
8,881.00
9,330.00
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
900
971.5
1,044.70
1,116.40
1,183.00
1,240.00
31. DKI JAKARTA
8,361.00
8,699.60
8,981.20
9,168.50
9,262.60
9,259.90
32. JAWA BARAT
35,724.00
39,066.70
42,555.30
46,073.80
49,512.10
52,740.80
33. JAWA TENGAH
31,223.00
31,887.20
32,451.60
32,882.70
33,138.90
33,152.80
34. D I YOGYAKARTA
3,121.10
3,280.20
3,439.00
3,580.30
3,694.70
3,776.50
35. JAWA TIMUR
34,766.00
35,550.40
36,269.50
36,840.40
37,183.00
37,194.50
36. BANTEN
8,098.10
9,309.00
10,661.10
12,140.00
13,717.60
15,343.50
51. B A L I
3,150.00
3,378.50
3,596.70
3,792.60
3,967.70
4,122.10
52. NUSA TENGGARA BARAT
4,008.60
4,355.50
4,701.10
5,040.80
5,367.70
5,671.60
53. NUSA TENGGARA TIMUR
3,823.10
4,127.30
4,417.60
4,694.90
4,957.60
5,194.80
61. KALIMANTAN BARAT
4,016.20
4,394.30
4,771.50
5,142.50
5,493.60
5,809.10
62. KALIMANTAN TENGAH
1,855.60
2,137.90
2,439.90
2,757.20
3,085.80
3,414.40
63. KALIMANTAN SELATAN
2,984.00
3,240.10
3,503.30
3,767.80
4,023.90
4,258.00
64. KALIMANTAN TIMUR
2,451.90
2,810.90
3,191.00
3,587.90
3,995.60
4,400.40
71. SULAWESI UTARA
2,000.90
2,141.90
2,277.20
2,402.80
2,517.20
2,615.50
72. SULAWESI TENGAH
2,176.00
2,404.00
2,640.50
2,884.20
3,131.20
3,372.20
73. SULAWESI SELATAN
8,050.80
8,493.70
8,926.60
9,339.90
9,715.10
10,023.60
74. SULAWESI TENGGARA
1,820.30
2,085.90
2,363.90
2,653.00
2,949.60
3,246.50
75. GORONTALO
833.5
872.2
906.9
937.5
962.4
979.4
81. M A L U K U
1,166.30
1,266.20
1,369.40
1,478.30
1,589.70
1,698.80
82. MALUKU UTARA
815.1
890.2
969.5
1,052.70
1,135.50
1,215.20
94. PAPUA
2,213.80
2,518.40
2,819.90
3,119.50
3,410.80
3,682.50

Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula.  Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.

Sumber           :