Copyright © Tugass
Design by Dzignine
Sabtu, 25 Oktober 2014

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.

Kegunaan 
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi. 

Cara Menghitung

Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.  Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:   
Description: Formula 
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

Contoh dan Sumber Data
Untuk mengaplikasikan rumus petumbuhan penduduk secara geometric (Geometric Rate of Growth) diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk 2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta. Dengan mengaplikasikan rumus di atas maka tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1995-2000 adalah:
Pt         = P2000                       = 205,8  juta ;
P0        = P1995                       = 194,7 juta ;
t           =  2000 - 1995          = 5 tahun
Bila data diatas kedalam rumus pertumbuhan geometrik, maka:
 205.800.000                                       = 194.700.000 * ( 1+ r) 5
log (205.800.000 / 194.700.000)
 ----------------------------------        =  log (1+ r)
                            5                                       
0,0048                                                 =  log (1 + r)
10 0,048                                                =  1 + r 
1,0111                                                 =   1  +  r 
r                                                          =  0,0111

Interpretasi
 Angka pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1995-2000 adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995 dengan tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen nya. Dengan angka pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang.   

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi
2000
2005
2010
2015
2020
2025
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
3,929.30
4,037.90
4,112.20
4,166.30
4,196.50
4,196.30
12. SUMATERA UTARA
11,642.60
12,452.80
13,217.60
13,923.60
14,549.60
15,059.30
13. SUMATERA BARAT
4,248.50
4,402.10
4,535.30
4,693.40
4,785.40
4,846.00
14. RIAU
4,948.00
6,108.40
7,469.40
8,997.70
10,692.80
12,571.30
15. JAMBI
2,407.20
2,657.30
2,911.70
3,164.80
3,409.00
3,636.80
16. SUMATERA SELATAN
6,210.80
6,755.90
7,306.30
7,840.10
8,369.60
8,875.80
17. BENGKULU
1,455.50
1,617.40
1,784.50
1,955.40
2,125.80
2,291.60
18. LAMPUNG
6,730.80
7,291.30
7,843.00
8,377.40
8,881.00
9,330.00
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
900
971.5
1,044.70
1,116.40
1,183.00
1,240.00
31. DKI JAKARTA
8,361.00
8,699.60
8,981.20
9,168.50
9,262.60
9,259.90
32. JAWA BARAT
35,724.00
39,066.70
42,555.30
46,073.80
49,512.10
52,740.80
33. JAWA TENGAH
31,223.00
31,887.20
32,451.60
32,882.70
33,138.90
33,152.80
34. D I YOGYAKARTA
3,121.10
3,280.20
3,439.00
3,580.30
3,694.70
3,776.50
35. JAWA TIMUR
34,766.00
35,550.40
36,269.50
36,840.40
37,183.00
37,194.50
36. BANTEN
8,098.10
9,309.00
10,661.10
12,140.00
13,717.60
15,343.50
51. B A L I
3,150.00
3,378.50
3,596.70
3,792.60
3,967.70
4,122.10
52. NUSA TENGGARA BARAT
4,008.60
4,355.50
4,701.10
5,040.80
5,367.70
5,671.60
53. NUSA TENGGARA TIMUR
3,823.10
4,127.30
4,417.60
4,694.90
4,957.60
5,194.80
61. KALIMANTAN BARAT
4,016.20
4,394.30
4,771.50
5,142.50
5,493.60
5,809.10
62. KALIMANTAN TENGAH
1,855.60
2,137.90
2,439.90
2,757.20
3,085.80
3,414.40
63. KALIMANTAN SELATAN
2,984.00
3,240.10
3,503.30
3,767.80
4,023.90
4,258.00
64. KALIMANTAN TIMUR
2,451.90
2,810.90
3,191.00
3,587.90
3,995.60
4,400.40
71. SULAWESI UTARA
2,000.90
2,141.90
2,277.20
2,402.80
2,517.20
2,615.50
72. SULAWESI TENGAH
2,176.00
2,404.00
2,640.50
2,884.20
3,131.20
3,372.20
73. SULAWESI SELATAN
8,050.80
8,493.70
8,926.60
9,339.90
9,715.10
10,023.60
74. SULAWESI TENGGARA
1,820.30
2,085.90
2,363.90
2,653.00
2,949.60
3,246.50
75. GORONTALO
833.5
872.2
906.9
937.5
962.4
979.4
81. M A L U K U
1,166.30
1,266.20
1,369.40
1,478.30
1,589.70
1,698.80
82. MALUKU UTARA
815.1
890.2
969.5
1,052.70
1,135.50
1,215.20
94. PAPUA
2,213.80
2,518.40
2,819.90
3,119.50
3,410.80
3,682.50

Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula.  Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.

Sumber           :





0 komentar:

Posting Komentar